A. Proses Morfologis
Proses morfologis adalah peristiwa pembentukan kata kompleks. Ada tiga macam bagian proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
1. Afiksasi adalah proses pembentukan kata kompleks dengan cara penambahan afiks pada bentuk dasar. Afiks ada empat, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Jenis prefiks atau awalan antara lain ber-; se-; me; ter; di-, dll. Jenis infiks (sisipan) antara lain em-; -el-; -er-; Jenis Sufiks (akhiran) antara lain : -an; - i; - kan;- nya.
Jenis Konfiks (gabungan awalan dan akhiran) antara lain:ber-an; ke-an; me-kan; dll.
Jenis Konfiks (gabungan awalan dan akhiran) antara lain:ber-an; ke-an; me-kan; dll.
Contoh afiks:
- di- + pukul → dipukul
- makan + -an → makanan
- ke- + -an + hujan → kehujanan
Contoh kata yang berawalan/prefiks, yaitu:
- ber + ajar → belajar
- me- + baca → membaca
- ber- + kerja → bekerja,dll.
Contoh kata berakhiran/sufiks, antara lain:
- makan + -an → makanan
- bau + -nya → baunya
- guna + -kan → gunakan
- warna + -i → warnai, dll.
Contoh kata yang bersisipan/infiks, antara lain:
- gigi + -er- → gerigi
- guruh + -em- → gemuruh, dll.
Contoh kata yang berawalan dan berakhiran/konfiks antara lain:
- menemukan
- membangkikan
- pembangkitan
- bergesekan, dll.
2. Reduplikasi (Pengulangan) Reduplikasi. Arti reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi adalah Proses pembentukan kata kompleks dengan cara pengulangan bentuk kata. Jenis kata ulang ada lima, yaitu :
a Kata ulang utuh/dwilingga adalah pengulangan seluruh bentuk dasar
Contoh: tamu-tamu, mobil-mobil, dll.
b Kata ulang sebagian
Contoh: membaca-baca, tulis-menulis, membuka-buka, dll.
c Kata ulang berimbuhan
Contoh: buah-buahan, rumah-rumahan, kebarat-baratan, dll.
d Kata ulang berubah bunyi/dwilingga salin suara
Contoh: bolak-balik, sayur-mayur, mondar-mandir, dll.
e Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata, Contoh: tamu menjadi tetamu, laki menjadi lelaki, dll.
f Kata ulang fonologis adalah pengulangan unsur fonologis, seperti fonem, suku kata, atau bagian kata yang tidak ditandai oleh perubahan makna
Contoh: lelaki, pipi, kupu-kupu
g Kata ulang idiomatis adalah reduplikasi yg maknanya tidak dapat dijabarkan dari bentuk yang diulang
Contoh: mata-mata artinya detektif, tidak ada hubungannya dengan mata
h Kata ulang morfologis adalah pengulangan morfem yang menghasilkan kata
Contoh: rumah-rumah, mengobar-ngobarkan
i Kata ulang sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti pembentukan keterangan
Contoh: jauh-jauh, didatanginya = walaupun jauh, didatanginya
3. Komposisi, Komposisi atau pemajemukan. Arti Komposisi atau pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau lebih dalam membentuk kata.
Penggabungan dua morfem bebas atau lebih membentuk kata kompleks (kata majemuk). Ciri-ciri kata mejemuk, antara lain:
a Memiliki makna dan fungsi baru yang tidak persis sama dengan fungsi masing-masing unsurnya.
b Unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan baik secara morfologis maupun secara sintaksis.
Contoh:
- kambing+hitam → kambing hitam
- rumah+sakit → rumah sakit
- kaki+tangan → kaki tangan
- orang+tua → orang tua
- kepala + batu → kepala batu
- mata + pelajaran → mata pelajaran, dll.
B. Nonmorfologis
Selain pembentukan kata secara morfologis, ada juga pembentukan kata secara nonmorfologis. Pembentukan kata secara nonmorfologis dapat berupa abreviasi ataupun perubahan bentuk kata.
1. Abreviasi. Arti Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabangcabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata. Jenis jenis abreviasi adalah sebagai berikut:
a. Singkatan Arti singkatan dalam abreviasi yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
- FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
- FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
- DKI (Daerah Khusus Ibukota, dan
- KKN( Kuliah Kerja Nyata),
maupun singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti:
- dll. (dan lain-lain),
- dgn. (dengan),
- dst. (dan seterusnya).
b. Penggalan. Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti:
- Prof. (Profesor)
- Bu (Ibu)
- Pak (Bapak)
c. Akronim. Arti akronim dalam Abreviasi yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia, seperti:
- FKIP /fkip/ dan bukan /ef/, /ka/, /i/, /pe/
- ABRI /abri/ dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/
- AMPI /ampi/ dan bukan /a/, /em/ /pe, /i/
d. Kontraksi. Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata, seperti:
- tak dari tidak
- sendratari dari seni drama dan tari
- berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri
- rudal dari peluru kendali
e. Lambang huruf Arti Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, eperti:
- g (gram)
- cm (sentimeter)
- Au (Aurum)
2. Perubahan Bentuk Kata Proses pembentukan kata melalui perubahan bentuk kata dapat disebut proses pembentukan kata secara nonmorfologis. Macammacam
perubahan bentuk kata sebagai berikut.
perubahan bentuk kata sebagai berikut.
a. Asimilasi adalah perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh konsonan yg berdekatan.
- alsalam → asalam
- ad similatio → asimilasi
b. Disimilasi adalah proses yang mengakibatkan dua hal yang sama menjadi tidak sama, misalnya pasangan bunyi r dan r dihindarkan dan menjadi l dan r, seperti kata
- berajar → belajar
- terantar → telantar
c. Diftongisasi adalah proses suatu monoftong yang berubah menjadi diftong.
- anggota → anggauta
- teladan → tauladan
d. Monoftongisasi adalah proses suatu diftong yang berubah menjadi monoftong.
- pulau → pulo
- sungai → sunge
- danau → dano
e. Haplologi adalah penghilangan satu atau dua bunyi secara bersamaan yang berurutan
- morfofonologi → morfonologi.
- Samanantara (Skt: sama + an + antara) → sementara
- budhidaya → budaya
- mahardika (Skt: maha + ardhika) → merdeka
f. Anaptiksis (suara bakti) adalah penyisipan vokal pendek di antara dua konsonan atau lebih untuk menyederhanakan struktur suku kata.
- sloka → seloka
- glana → gelana, gulana
g. Metatesis adalah proses pergantian tempat bunyi (huruf) dalam sebuah kata,
- berantas → banteras;
- copot → pocot.
- padma → padam (merah padam = merah seperti padma: padma = lotus merah)
- drohaka → durhaka
- prtyaya → percaya
- arca → reca
- banteras → berantas
h. Aferesis adalah proses penanggalan huruf awal atau suku awal kata.
- tirta amarta → tirta marta
- akan → kan
- adhyasa → jaksa
- upawasa → puasa
i. Sinkope adalah proses suatu kata kehilangan satu fonem atau lebih di tengah-tengah kata tersebut.
- tidak → tak
- domina → dona
- listuhaju → lituhayu
j. Apokop adalah proses hilangnya satu bunyi atau lebih pada akhir sebuah kata.
- pelangit → pelangi
- possesiva → posesif
k. Protesis adalah penambahan vokal atau konsonan pada awal kata, untuk memudahkan melafalkannya.
- lang → elang
- mas → emas
- smara → asmara
- stri → istri
l. Epentesis adalah penyisipan bunyi atau huruf ke dalam kata, terutama kata serapan, tanpa mengubah arti untuk menyesuaikan denga pola fonologis bahasa peminjam
- akasa →angkasa gopala (Skt) → gembala
- akasa →angkasa gopala (Skt) → gembala
- jaladhi → jeladri racana (Skt) → rencana
m. Paragog adalahproses penambahan huruf atau bunyi pada akhir kata:
- hulubala → hulubalang ana → anak
- hulubala → hulubalang ana → anak
- ina → inang kaka → kakak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar